Jangan Biasakan Menilai dari Penampilan

    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwki6efCe9TJc5gSvFUhY3d3-31Skj1HI-ox2z3F-lAmFWZ4_8mAkGFuwwDYFZWDQRpfaEYlf3UPgiIiNgrX51P74MaMhRit3kIpR0468gugCHOAcOiA9DigppvHidrC-2bo737OMLd5A/s1600/ciri+cewek+matre.jpg


    Kejadian 1

    Kemarin sore, ada beberapa siswi SMA menghampiriku di kedai. Mereka menitipkan sebuah proposal padaku, katanya proposal itu untuk diberikan pada Pak xxx. Aku tersenyum, ya karena yang mereka maksud itu adalah aku. Lalu aku bilang pada mereka kalau aku akan menyampaikannya pada Pak xxx. Salah satu diantara mereka mulai berpikir bahwa Pak xxx yang mereka maksud itu adalah seorang lelaki yang duduk di hadapan mereka. Itu setelah salah satu dari mereka itu membandingkan wajahku dengan wajah yang tampak di foto. Tapi yang lain merasa ragu. Karena mungkin mereka berpikir bahwa gak mungkin Pak xxx seganteng … ini.
    Kejadian 2
    Seorang perempuan cukup usia penasaran dan akhirnya memberanikan diri untuk bertanya padaku. Beliau bertanya apakah aku pernah mengisi motivasi pada acara …. Aku jawab ya. Dan mereka terkaget-kaget lalu mengatakan bahwa mereka adalah salah satu peserta di acara motivation building tersebut. Mereka mungkin berpikir, kok bisa lelaki penuh kharisma dengan setelan rapi berdasi itu kini hanyalah seorang pelayan kedai.

    Kejadian 3

    Suatu hari aku diminta datang sebagai konsultan ke sebuah cabang Lembaga Kursus Bahasa Inggris terkenal di Indonesia. Aku sampaikan pada stafnya bahwa aku hendak bertemu dengan Manajer di situ. Ternyata aku harus menunggu berjam-jam di ruang tunggu. Sampai berulang kali aku bilang ke stafnya tetap sang manajer gak bisa diganggu. Akhirnya aku minta stafnya menyampaikan bahwa aku hendak pamit pulang. Sang manajer pun berkenan mertemu denganku. Katika aku sampaikan kepada sang manajer tentang siapa aku, dia pun meinta maaf. Ya mungkin sang manajer ini mengira aku bukanlah sosok yang sedang dinanti-nantikannya. Mungkin pikirnya lelaki yang dinanti-nantikannya itu usianya sudah matang dan badannya cukup gemuk.
    Kejadian 1 :
    Apakah seorang owner gak boleh seperti pelayan?
    Kejadian 2 :
    Apakah seorang motivator itu harus selalu tampak rapi?
    Kejadian 3 :
    Apakah seorang yang memiliki keahlian itu harus sudah cukup usia dan melar badannya?

    Hehe, sebagian besar dari kita terbiasa menilai dari penampilan. Dan ternyata seringkali kita tertipu. Bukankah koruptor itu kebanyakan terlihat sangat terhormat, tapi ternyata …. Bukankah ulama itu banyak yang sangat bersahaja, tapi bisakah kita menjamin bahwa ilmunya tak lebih banyak dari da’i-da’i kondang di TV. Moga kita bukan orang yang terbiasa menilai orang dari penampilan belaka, ya kecuali kita memang juri di bidang fashion, hehe.Source URL: http://indahrahmadewi.blogspot.com/2011/01/jangan-biasakan-menilai-dari-penampilan.html
    Visit Indah Rahma Dewi for Daily Updated Hairstyles Collection

Blog Archive