
ilustrasi : inilah.com
orang berkata saat ini adalah era-nya kebebasa berpendapat. bahkan sampai kebablasan. tetapi pada kenyataannya didiamkan. nah, saat seorang anak bangsa seperti bona, mengungkapkan perasaannya lewat sebuah lagu, dan terbilang cukup sopan, malah menghadapi teror yang berlebihan. padahal dia hanya mengungkapkan apa yang dia rasa dan alami tanpa melebih-lebihkan fakta yang ada.
mungkin memang begitulah adanya keadaan hukum di Indonesia yang semakin bisa dibeli saja. jika sudah seperti ini, akan banyak muncul gayus-gayus lainnya, yang dengan santainya bisa “membeli” kebebasan karena memiliki uang. sedangkan bagi mereka yang miskin, yang “terpaksa” masuk penjara karena untuk menyambung hidup (nyuri ayam) hanya bisa gigit jari “menikmati” hidup di balik terali besi.
akankah hukum di negeri ini akan terus seperti ini? akankah muncul gayus-gayus yang lain? ataukah malah yang bermunculan adalah “bona” yang lain? yang menyuarakan sebuah gerakan yang bukan hanya omong kosong. sebuah gerakan yang benar-benar dari hati nurani untuk bangsa, bukan karena ada embel-embel uang dan kekuasaan. dan sebuah gerakan yang memang muncul dari orang-orang yang ada di gedung megah sana, yang “katanya” mewakili rakyat.
hmm…andai aku jadi gayus tambunan dengan uang melimpah…..
Visit Indah Rahma Dewi for Daily Updated Hairstyles Collection