Melasti Bagi Umat Hindu

    Umat Hindu Rayakan Melasti
    BANTUL- Ribuan umat Hindu yang mengenakan pakaian tradisional khas Bali dari berbagai daerah, khususnya Jateng dan DIY, Minggu (22/3), melangsungkan upacara Melasti di Pantai Parangkusumo, Parangtritis, Bantul.
    Upacara ini digelar untuk mengawali upacara Nyepi yang jatuh pada Kamis (26/3), tahun 1931 Saka. Upacara yang dipimpin Begawan Manuabe berlangsung khidmat, dengan berbagai sesaji, mulai dari buah-buahan dan ayam. Sebelum dilarung ke laut selatan, lebih dulu didoakan Begawan Manuabe.

    Sepanjang tempat upacara dipenuhi umbul-umbul kuning keemasan, dan kain bermotif kotak-kotak kombinasi warna hitam-putih, dengan iringan gamelan Bali. Pemandangan ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang sedang berkunjung di pantai itu. Nuansa Bali sangat kental, sehingga menambah suasana ritual Melasti di pantai itu makin terasa sakral.
    Air Suci
    Menurut kepercayaan Hindu, Melasti bermakna menghilangkan kotoran diri dan jagat raya yang disimbolisasikan dengan labuhan sesaji ke laut serta menyucikan arca, pratima, nyasa, pralingga sebagai wujud atau sthana Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan segala manifestasi-Nya.
    Prosesi upacara Melasti diawali dengan mengambil air suci ’’Nuur Toya Suci’’ di Sendang Beji. Selanjutnya umat Hindu berkumpul di Pura Jagatnata, Plumbon, Banguntapan, Bantul (sekitar 7 km dari pusat Kota Yogyakarta) untuk memanjatkan doa.
    Rombongan kemudian menggunakan kendaraan dan membawa berbagai uba rampe menuju Pantai Parangkusomo, menempuh jarak sekitar 30 km. Puncak acara di Pantai Parangkusumo dilangsungkan dengan berbagai ritual keagamaan serta pembacaan doa. Ritual diakhiri dengan melabuh berbagai sesaji ke laut selatan.
    Upacara keagamaan menjadi atraksi wisata menarik. Tidak hanya pengunjung dari Yogyakarta, beberapa wisatawan mancanegara turut menyaksikan prosesi upacara ini. Ketua Umum Panitia Hari Raya Nyepi Saka 1931 DIY AA K Suryahadi di Yogyakarta, mengatakan Melasti merupakan upacara simbolis untuk pembersihan yang bersifat spitritual dan material, penyucian roh dan jiwa manusia, serta peralatan kegiatan ritual.
    Melasti biasanya menggunakan air sebagai simbolisasi pembersihan, sehingga kegiatan ritual ini berlangsung di pantai, dan jika jauh dari pantai dilakukan di sungai atau mata air yang dapat dijangkau dengan mudah. ’’Ritual ini dilakukan beberapa hari sebelum memasuki rangkaian ritual lainnya yaitu upacara Tawur Agung Kesanga,’’ katanya.
    Menurut dia, perayaan Hari Raya Nyepi Saka 1931 di Yogyakarta dirangkai dengan kegiatan sosial, seni budaya dan spiritual. Berpijak pada prinsip Tri Hita Kirana, panitia berupaya menggelar kegiatan lintas agama berupa dialog dan doa bersama, berkesenian agar antarmanusia tetap terjaga keharmonisannya. (sgt-77)Source URL: http://indahrahmadewi.blogspot.com/2010/12/melasti-bagi-umat-hindu.html
    Visit Indah Rahma Dewi for Daily Updated Hairstyles Collection

Blog Archive