Penyebab Wabah Ulat Bulu - Perubahan iklim terutama temperatur lingkungan ikut mempengaruhi populasi ulat bulu, karena temperatur yang meningkat dapat mempercepat siklus hidup ulat itu, kata pakar hama dan penyakit tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Suputa. "Meningkatnya populasi ulat bulu juga disebabkan semakin berkurangnya musuh alami, seperti burung, parasitoid, dan predator lain," katanya dalam diskusi Fenomena Wabah Hama Ulat Bulu di Jawa Timur, di Yogyakarta, Kamis.

Visit Indah Rahma Dewi for Daily Updated Hairstyles Collection
Menurut dia, akibat tingginya   populasi, serangan ulat bulu di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur,   semakin memprihatinkan. Ulat bulu tidak hanya menyerang daun mangga di   Kecamatan Bantaran, Leces, Sumberasih, dan Tegalsiwalan, tetapi juga   memasuki rumah penduduk. "Daun mangga varietas Manalagi di daerah itu   habis dimakan ulat bulu. Pohon mangga tinggal ranting dan batangnya,"   katanya.
Ia mengatakan, ulat bulu   tersebut lebih memilih menyerang daun mangga Manalagi dibanding varietas   pohon mangga lain. Pemilihan inang itu dilakukan ulat bulu dewasa saat   meletakkan telur. "Ulat bulu bukan termasuk kupu-kupu, tetapi sebangsa   ngengat. Diduga ngengat ulat bulu itu yang meletakkan telur pada celah   kulit pohon mangga atau di bawah daun," katanya.
Menurut dia, serangan ulat bulu   tersebut bukan fenomena baru, karena sebelumnya pernah terjadi serangan   serupa. Bahkan, pernah terjadi tanaman lombok se-Jawa yang layu   menguning akibat serangan hama tanaman. "Terdapat dua spesies ulat bulu   yang menyerang daun mangga di Probolinggo, yakni arctornis sp dan   Lymantria atemeles Collenette. Ulat bulu itu bersifat nokturnal, yakni   ulat yang aktif pada malam," katanya.
Ia mengatakan tidak mengherankan   jika pada malam sering terdengar seperti suara hujan, padahal saat itu   sesungguhnya ulat bulu sedang memakan daun-daun mangga. "Jika serangan   ulat ini dibiarkan, maka akan banyak pihak mengalami kerugian. Selain   ketakutan juga kerugian secara ekonomi," katanya.
Oleh karena itu, pengendalian   terhadap populasi ulat menjadi langkah yang harus segera dilakukan.   Terlebih kemampuan produksi telur ulat betina mencapai 70-300 butir per   ulat. "Pengendalian hama terpadu dengan pendayagunaan musuh alami,   burung, parasitoid, perangkap lampu UV, dan penggunaan perangkap feromon   seks perlu dilakukan," katanya.
http://www.asaforest.com/index.php/publikasi/kumpulan-berita/129.html
Source URL: https://indahrahmadewi.blogspot.com/2011/04/penyebab-wabah-ulat-bulu-di-indonesia.htmlVisit Indah Rahma Dewi for Daily Updated Hairstyles Collection